Rabu, 25 Februari 2015

ceritaku buat kalian

22 tahun lalu,pada tanggal 31 oktober 1992 dikota Bogor saya terlahir sebagai anak ke tiga dari  tiga bersaudara.  Saya hidup dan dibesarkan di keluarga broken home, dengan seorang ayah, ibu serta dua orang kakak, walau sampai pada akhirnya saya hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Bagi saya kota bogor adalah kota yang penuh dengan kenangan pahit, begitu banyak kenangan yang tidak selayaknya saya ceritakan harus saya alami dikota yang dijuluki kota hujan itu. Sampai pada akhirnya, saya, ibu, dan dua orang kakak saya memutuskan untuk pindah ke kota Solo untuk memulai hidup baru dari nol.
Ternyata memulai hidup dari nol memang tidak semudah ketika kita mengatakanya. Begitu banyak masalah yang harus kami terima, dan tidak bisa kami hindari. Hanya dengan pakaian seadanya, dan tanpa memiliki rumah, kami sekeluarga harus menumpang di rumah nenek . Dukungan yang harusnya kami dapatkan dari keluarga besar tidak saya dapatkan pada saat itu. Begitu banyak ejekan dari keluarga besar yang harus kami terima karena keadaan kami pada saat itu. Dari situ saya menyadari kerasnya hidup ini. Dan untuk menjalani kerasnya kehidupan ini saya rela melakukan apa saja untuk membantu perekonomian keluarga saya, baik itu dari mengamen, menjadi tukang sapu bus, maupun menjadi seorang pemulung botol bekas. Namun saya beruntung masih memiliki seorang ibu yg tegar, taat, dan selalu mengajarkan untuk selalu bersyukur di tengah kerasnya hidup saat itu.
Di kota solo saya beserta keluarga menjadi jemaat di GBIS sola gratia sambeng, yang memang letaknya sangat dekat dari rumah nenek kami. Di gereja inilah iman dan ketaatan  saya dibangun. Saat saya menjadi anggota jemaat disana saya juga menjadi anak asuh YCI yang sekarang namanya berubah menjadi PPA. Di PPA saya banyak diberkati. Dari PPA saya mendapat begitu bantuan dana sehingga  saya bisa menggunakannya untuk menyelesaikan sekolah saya sampai SMA. Bagi saya hal yang paling berharga yang bisa saya dapatkan dari PPA bukanlah itu, namun cara PPA  mendidik saya untuk menjadi seorang yang mempunyai jiwa seorang pemimpin yang berkarakter,dan selalu takut akan Tuhan. Bagi saya PPA adalah langkah pertama dari perjalanan panjang saya menuju sebuah titik dimana saya bisa menggapai sebuah mimpi besar dalam hidup saya. Di PPA karakter saya dibentuk, hati saya dipulihkan, diajarkan melayani adalah sebuah kebutuhan, dan saya diajarkan untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Hidup taat kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah, seperti halnya menghitung jari yang ada di telapak tangan kita, ataupun membedakan rasa pedas dan rasa manis. Terkadang saya merasa terbuang, dan terlupakan, walaupun saya tahu bahwa Tuhan tidak pernah melupakan saya. Semua perasaan itu saya rasakan ketika sesuatu terjadi diluar dari rancana saya, dan saya melupakan bahwa ada rancana Tuhan yang jauh lebih indah. Pada saat itu saya beruntung memiliki ibu yang taat kepada Tuhan, dan mengajarkan saya tentang banyak mujizat yang telah Tuhan berikan untuk keluarga saya. Darisanalah saya sadar dan mulai mengucap syukur dalam segala hal. Darisana saya mulai mengerti apa yang Tuhan rencanakan untuk saya. Selalu ada sebuah rencana yang jauh lebih indah di setiap saya merasa gagal, dan ketika apa yang saya inginkan tidak dapat saya capai. Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk masa depan saya. Saya mulai menyadari bahwa semuanya tidak ada yang kebetulan, semua sudah di tentukan dan sesuai dengan kehendak-NYA ketika kita mau taat kepada-NYA
Melihat piramida adalah mimpi besar saya. Memang terlihat simple, dan lucu, namun banyak hal yang sudah Tuhan lakuikan untuk mimpi saya. Berjalan di dalam iman, itu adalah hal yang paling sulit selama perjalanan panjang saya. Saya yakin bahwa hidup ini bermula dari sebuah mimpi, dan mimpi itu bisa diwujudkan dengan iman. Cara pandang saya itu saya yakini ketika saya membaca sebuah kalimat “ jangan meremehkan sebuah mimpi, jika anda meremehkan sebuah mimpi, cobalah berpikir mengapa Tuhan menciptakan surga” disanalah saya mulai meyakini apa yang saya inginkan, dan mulai memperkatakannya sacara terus menerus. Meskipun banyak orang berkata tidak mungkin,namun saya selalu memperkatakan hal yang positif untuk mimpi besar saya. Bukan hanya mimpi belaka bila ada sebuah doa dan keinginan keras, itulah yang diajarkan ibu saya. Doa pagi adalah tempat dimana saya bersyukur dan bercerita tentang mimpi-mimpi saya pada Tuhan, saya meyakini bahwa Tuhan selalu sadiakan yang terbaik.
Ibu saya menginginkan saya  untuk menjadi seorang taruna di AAU,namun singkat cerita saya tidak diterima. Itu semua tidak membuat saya menyalahkan Tuhan dan berhenti untuk berdoa. Saya belajar dari pengalaman saya, “ada sebuah rencana yang lebih indah dari sebuah kegagalan yang saya alami”, dan saya yakini itu. Diluar keinginan ibu saya, saya mempunyai cita-cita tersendiri. Cita-cita saya adalah menjadi seorang nahkoda, karena darisana saya bisa mewujudkan mimpi besar saya untuk melihat piramida. Kemudian saya mendaftar sebagai seorang taruna di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Sebuah sekolah pelayaran negeri dibawah dinas perhubungan. Begitu banyak Mujizat yang saya dapat disana, dari awal tes sampai pada tes akhir. Akhirnya saya diterima menjadi salah satu dari 180 taruna yang diterima di jurusan saya yaitu nautika. Saya bersyukur bisa mengalahkan banyak saingan saya, semua ini bukan karena hebat dan kuat saya, namun karena pertolongan Tuhan. Karena suatu hal yang mustahil  bagi saya, bila saya bisa mengalahkan ribuan orang yang berasal dari seluruh Indonesia tanpa pertolongan Tuhan Yesus.
Ketika saya sudah menjadi taruna di PIP semarang, saya sangat bersyukur. Semua yang saya dapatkan di PPA sangat berharga, dan tidak ada yang sia-sia, sehingga saya dipercaya menjadi komandan pleton untuk kelas saya. Sampai sekarang saya mulai bermimpi dan mengimani apa yang saya impikan, kemudian membawanya di dalam pergumulan doa di pagi hari. Walaupun mimpi saya untuk melihat piramida belum tercapai, saya masih memperkatakanya sampai sekarang. Dari sebuah mimpi,banyak hal yang telah Tuhan kerjakan untuk saya. Saya yakin Tuhan akan mengerjakan hal yang sama juga pada setiap mimpi-mimpi saudara sekalian asalkan sodara mau mengimani,memperkatakanya,dan membawanya di dalam setiap doa anda. Tuhan Yesus memberkati.

1 komentar: